Home Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Indeks

Lahirkan Raja dan Ratu Dangdut, Begini Perkembangan Musik Dangdut di Era 1970 hingga 1990

img_title
Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih

JagoDangdut – Dangdut adalah salah satu genre musik populer di Indonesia yang memiliki unsur musik Hindustan, Melayu, dan Arab. Kata dangdut berasal dari bunyi alat musik tabla yang sering menjadi pengiring, yaitu “dang” dan “dut”.

Musik dangdut awalnya dikenal sebagai orkes Melayu yang dipengaruhi oleh lagu-lagu India yang populer melalui film-film Bollywood.

Salah satu lagu yang menjadi cikal bakal dangdut adalah “Boneka India” yang dinyanyikan oleh Ellya Khadam pada tahun 1950-an.

Dangdut di Era 1970 hingga 1990-an

img_title
Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih
Foto :
  • Instagram @rhoma_official

Pada awal tahun 1970, musik dangdut semakin berkembang secara pesat di masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari adanya konser-konser, penjualan kaset, hingga meningkatnya para penggemar musik dangdut di Indonesia. Bahkan, tak jarang pula para penyanyi dangdut asal Indonesia yang mengadakan konser di luar negeri, seperti Rhoma Irama dan Rita Sugiarto.

Salah satu tokoh yang berjasa dalam perkembangan dangdut di era ini adalah Rhoma Irama, yang dikenal sebagai “Raja Dangdut”.

Rhoma Irama memasukkan unsur musik rock ke dalam orkes Melayu, sehingga menciptakan gaya baru yang disebut “dangdut rock”.

Rhoma Irama juga menulis lirik-lirik lagu yang berisi pesan-pesan moral, sosial, dan religius, yang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia kala itu. Beberapa lagu dangdut rock yang populer dari Rhoma Irama antara lain “Begadang”, “Darah Muda”, “Gelandangan”, “Keramat”, dan "Terajana".

Selain Rhoma Irama, ada juga penyanyi dangdut wanita yang sukses di era ini, seperti Elvy Sukaesih, Rita Sugiarto, Camelia Malik, dan Evie Tamala. Mereka memiliki suara yang khas dan cengkok yang menggugah. Beberapa lagu dangdut wanita yang terkenal antara lain “Mandi Madu”, “Goyah”, “Kejam”, “Srigala Berbulu Domba”, dan "Aku Rindu Padamu".

Musik dangdut di era ini juga mulai bervariasi dengan adanya subgenre seperti dangdut klasik, dangdut nostalgia, dangdut komedi, dan dangdut disco.

Dangdut klasik adalah dangdut yang masih mengikuti pola orkes Melayu tradisional, dengan alat musik seperti gitar, biola, suling, dan gendang. Dangdut nostalgia adalah dangdut yang mengusung lagu-lagu lama yang masih diminati oleh masyarakat.

Dangdut komedi adalah dangdut yang menyisipkan unsur humor dalam lirik atau penampilannya. Dangdut disco adalah dangdut yang menggabungkan unsur musik disco yang sedang tren di dunia pada saat itu.

Dampak dan Makna Dangdut di Era 1970 hingga 1990-an

img_title
Rhoma Irama dan Rita Sugiarto
Foto :
  • dok.ist

Musik dangdut di era ini memiliki dampak dan makna yang cukup besar bagi masyarakat Indonesia, khususnya kelas menengah ke bawah. Musik dangdut menjadi sarana hiburan, pendidikan, dan identitas bagi mereka. Musik dangdut juga menjadi media ekspresi dan aspirasi bagi masyarakat yang menghadapi berbagai masalah sosial, ekonomi, dan politik di era Orde Baru.

Musik dangdut juga menjadi simbol dari keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan etnis. Musik dangdut menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang terbuka dan toleran terhadap pengaruh budaya asing, namun tetap menjaga nilai-nilai lokal yang khas. Musik dangdut juga menjadi salah satu wajah dari Indonesia di mata dunia, yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negara yang kreatif dan dinamis.

Akhir Kata

Musik dangdut adalah musik rakyat yang tak lekang oleh zaman. Musik dangdut lahir dari perpaduan berbagai unsur musik dari dalam dan luar negeri, yang sesuai dengan selera dan kebutuhan masyarakat Indonesia.

Musik dangdut berkembang dengan pesat di era 1970 hingga 1990-an, dengan adanya berbagai tokoh, gaya, dan subgenre yang beragam.

Musik dangdut memiliki dampak dan makna yang positif bagi masyarakat Indonesia, baik sebagai sarana hiburan, pendidikan, identitas, ekspresi, aspirasi, maupun simbol keberagaman dan kekayaan budaya. Musik dangdut adalah musik yang pantas untuk dibanggakan dan dilestarikan oleh generasi-generasi selanjutnya.

Sejarah Musik Dangdut

img_title
Rhoma Irama
Foto :
  • Tiktok relawanan135

Musik dangdut adalah musik lokal khas Indonesia hasil dari perpaduan musik dari film India dengan Malaysia dan musik rock dari Barat.

Perpaduan gaya musik ini digunakan pertama kali di Jakarta pada sekitar akhir tahun 1960-an. Lalu, gaya musik dangdut pun mencapai popularitasnya pada sekitar tahun 1970-an hingga tahun 1980-an. Hingga saat ini, musik dangdut masih banyak digemari oleh berbagai kalangan.

Sejarah musik dangdut dimulai pada era 1960-an, ketika musik-musik asing mulai membanjiri pasar musik Indonesia. Di saat itu, muncul musisi-musisi seperti Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, dan Hamdan ATT, yang menggabungkan aliran musik Melayu, India, dan rock ‘n’ roll barat dengan musik tradisional Indonesia.

Musik dangdut pada awalnya dikenal dengan nama orkes Melayu atau OM. Pada tahun 1971, Rhoma Irama merilis album dengan judul “Dangdut” yang memasukkan unsur musik rock ke dalam musik orkes Melayu. Kemudian nama dangdut pun disematkan pada Orkes Melayu oleh Putu Wijaya dalam majalah Tempo yang rilis pada 27 Mei tahun 1972, ia menjelaskan bahwa lagu Boneka dari India merupakan campuran dari lagu Melayu, irama padang pasir serta dang ding dut India.

Sebutan ini kemudian diringkas menjadi dangdut saja serta oleh majalah Tempo digunakan untuk menyebut bentuk lagu Melayu yang dipengaruhi oleh lagu-lagu India.

Pada dasarnya, dangdut juga merupakan campuran dari beberapa jenis musik. Campuran tersebut mengindikasikan bahwa dangdut merupakan campuran atau kombinasi dari musik yang telah berkembang di Indonesia. Musik dangdut banyak dipengaruhi oleh unsur musik Hindustan (India Utara), Melayu, dan Arab. Pengaruh dari ketiga unsur genre musik tersebut secara tidak langsung menciptakan genre musik “baru”, yakni musik dangdut.

Musik India mempunyai unsur utama berupa tabuhan gendang, sementara suara cengkok penyanyi adalah unsur utama dari musik Melayu. Kata dangdut berasal dari bunyi alat musik tabla yang kala itu sering menjadi alat musik pengiring, berupa “tak, tung, dang, dan dut ”. Nah, kata “ dang ” dan “ dut ” kemudian menjadi terminologi baru untuk menyebut Orkes Melayu.

Seiring berjalannya waktu, musik dangdut bukan hanya dipengaruhi instrumen India. Arab juga membawa pengaruh terhadap musik ini, khususnya pada bagian cengkok dan harmonisasi nada. Dalam menuju perkembangannya ke bentuk kontemporer musik dangdut yang dipengaruhi oleh unsur musik India dan Arab.

Seiring perubahan arus politik Indonesia di akhir tahun 1960-an menjadikan pengaruh musik barat terus masuk dengan pemakaian gitar listrik. Sejak tahun 1970-an musik dangdut sudah matang dengan bentuknya yang kontemporer. Karena termasuk musik populer, musik dangdut sangat bisa dipengaruhi oleh jenis musik lain, seperti keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop dan juga house musik

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit