Siti KDI Pamer Foto Jadul, Menguak Tahi Lalat Cici Paramida yang Raib

JagoDangdut – Kehadiran tahi lalat terkadang jadi ciri khas bagi seseorang yang memilikinya. Namun, diketahui dari berbagai informasi, tahi lalat juga dapat jadi masalah di kemudian hari. Lantaran ada 2 jenis tahi lalat, yaitu normal dan berbahaya. Jika masuk dalam kategori bahaya, bisa menimbulkan kanker kulit yang menyebabkan penyebaran.

Bicara soal tahi lalat, beberapa waktu lalu, Siti KDI mengikuti challenge yang hebohkan dunia maya dengan tagar #untiltomorrow. Mengikuti rules permainan, Ia pun unggah potret jadul bersama sang kakak, Cici Paramida.

Keduanya tampak cantik dengan rambut panjang nan indah. Banyak komentar netizen mengakui kecantikan serta wajah mirip keduanya. Tapi, ada salah satu komentar netizen paling menyedot perhatian. Tahi lalat Cici Paramida di bagian pipi kanan disinggung.

"Sblm tahi lalat mba cici hilang yah," tulis seorang netizen.

Foto tersebut jadi menguak tahi lalat Cici Paramida yang raib. Dikutip dari Kapanlagi.com sekitar tahun 2007, Cici Paramida lakukan tindakan operasi guna mengangkat tahi lalatnya. Dengan alasan kesehatan, Cici Paramida buang bagian dari diri yang sudah jadi ciri khas.

Baca juga: Kangen Cici Paramida? Ini Potret Terbaru 'RT.05/RW.03' yang Awet Muda!

"Sebelumnya saya sudah konsultasi dengan dokter kulit lebih dulu. Karena tahi lalat ini makin lama makin besar. Dan dikhawatirkan bisa mengganggu kesehatan," ujar Cici Paramida beberapa tahun lalu.

Tak dipungkiri, banyak penggemar merasa kecewa atas keputusan itu. Mereka yang tertarik pada tahi lalatnya merasa kehilangan. Cici Paramida sampai harus menerangkan, sehingga akhirnya mereka dapat menerima.

"Mereka merasa ada yang hilang. Tapi setelah diterangkan mereka paham juga karena berhubungan dengan kesehatan," tambah biduan kelahiran, 7 September 1973.

Cici Paramida juga berikan klarifikasi mengenai isu yang beredar saat itu, bahwa Cici Paramida operasi tahi lalat di Singapura. Diungkap pelantun lagu 'Wulan Merindu' ini, Ia percayakan pada tenaga medis Indonesia.

"Nggak ada itu. Lagian ngapain harus operasi gituan harus di sana, di sini juga bisa kok," pungkasnya.