Home Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Indeks

Kisah Sejarah Singkat Dangdut Jawa dapat Diterima Generasi Muda

img_title
Farel Prayoga dengan anak Nindy Ayunda, Akifa Dhinara
Sumber :

JagoDangdut – Saat ini musik dangdut jawa tengah menjadi idola. Anak muda tak peduli dari berbagai golongan dan lapisan, sama-sama menyukai genre dangdut Jawa.

Terbukti baru-baru ini, Farel Prayoga, siswa kelas 6 SD asal Bayuwangi yang tampil di Istana Negara membawakan lagu dangdut Jawa (ada yang menyebut campursari atau dangdut koplo), 'Ojo Dibandingke'.

img_title
Farel Prayoga
Foto :
  • Instagram

Berbeda dengan era 1970-an atau 1980-an, berdasarkan catatan Kisah Sejarah saat itu banyak remaja atau anak muda yang tutup kuping ketika mendengar lagu dangdut Jawa. Tidak heran bila pada masa itu musik atau lagu dangdut jawa seolah tidak mendapat pendengar juga penggemar.

Kisah Sejarah dangdut Jawa sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1970-an, ketika grup band legendaris Koes Plus mencoba peruntungan pasar dengan merilis album Pop Melayu Jawa di tahun 1976.

Lagu 'Mesakke' yang dibawakan Yok Koeswoyo di album tersebut kurang mendapat respon dari pasar juga penikmat musik apalagi penggemar Koes Plus.

img_title
koes ploes
Foto :
  • -

Sehingga Koes Plus hanya menghasilkan 1 album pop melayu Jawa di bawah label Remaco. Tidak mau ketinggalan dengan Koes Plus, No Koes yang digawangi Nomo Koeswoyo (mantan drummer Koes Bersaudara) juga merilis album pop melayu Jawa yang mengandalkan lagu 'Jaranan'.

Hasilnya pun tak ada bedanya dengan Koes Plus, selanjutnya baik Koes Plus dan No Koes memilih merilis album pop Jawa dan pop melayu tersendiri.

Namun sesudahnya justru ada penyanyi pop yang nekat merilis album pop melayu Jawa, sebut saja Arie Kusmiran. Pada album yang diiringi band Empat Nada itu, Arie Kusmiran membawakan lagu 'Begadang' nya Rhoma Irama yang dialihbahasakan ke dalam bahasa Jawa menjadi 'Lek-lek'an'. Sayangnya, juga kurang begitu sukses di pasaran. 

img_title
Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih
Foto :
  • Instagram/rhoma_official

Penyanyi pop yang gemar membawakan lagu pop melayu dan pop Jawa macam Mus Mulyadi, juga sama sekali tidak pernah merilis album pop melayu Jawa. Kakak kandung musisi dan penyanyi Mus Mujiono ini lebih suka merilis album sendiri, pop melayu dan pop Jawa, daripada memadukan genre tapi ujung-ujungnya nggak laku di pasaran.

Memasuki tahun 1980-an, namun di penghujung era tersebut, muncul penyanyi dangdut wanita yang masih berusia 15 tahun. Pendangdut wania muda berusia 15 tahun itu adalah Ikke Nurjanah yang merilis album Ojo Lali pada tahun 1989.

img_title
Ikke Nurjanah
Foto :
  • Ikke Nurjanah Dok

Meski judulnya menggunakan bahasa Jawa, Ojo Lali, namun sebagian besar liriknya justru menggunakan bahasa Indonesia. Nama Ikke Nurjanah kemudian lebih dikenal sebagai penyanyi dangdut Jawa ketika lagu 'Iki Lho Mas' yang dirilis tahun 1990 meledak di pasaran.

Gaung musik dan lagu dangdut jawa kemudian perlahan mulai diterima masyarakat, meski saat itu masih masyarakat kelas menengah bawah yang menerima.

Sayangnya, sejak sukses dengan lagu 'Sun Sing Suwe' di tahun 1994, Ikke Nurjanah tidak lagi melanjutkan rilis album-album dangdut Jawa. Ikke Nurjanah selanjutnya lebih dikenal sebagai pendangdut biasa yang namanya semakin booming lewat hits 'Terlena' di tahun 1998.

Namun di Jawa Tengah, musisi dan komposer Manthous seolah ingin melanjutkan kiprah sukses dangdut Jawa lewat genre campursari. Selain Manthous, juga ada Nurhanna, juga Didi Kempot.

Nama yang disebut terakhir sebelumnya juga telah sukses lewat album dangdut, Bungkus Saja di tahun 1993. Pada akhirnya justru Didi Kempot yang lebih banyak meraih sukses sebagai pelantun campursari dan dangdut Jawa.

Setelah Didi Kempot meninggal dunia di tahun 2020, kiprahnya dilanjutkan penyanyi dangdut Jawa yang masih muda usianya.

img_title
Didi Kempot
Foto :
  • Google

Sebut saja ada Denny Caknan yang terkenal dengan lagu 'Kertoloyo Medot Janji' dan 'Los Dol'. Denny Caknan sebelumnya adalah penyanyi pop yang gagal mereguk sukses di pasaran, dan kemudian banting stir di jalur dangdut Jawa.

Lirik lagu yang digunakan Denny Caknan merupakan bahasa gado-gado antara bahasa Jawa, Indonesia dan sedikit bahasa Inggris. Tentunya dikemas dengan sedikit kocak agar bisa diterima pendengar. Tak disangka, lagu-lagu dangdut Jawa dari Denny Caknan mampu menakar pasar.

Selain Denny Caknan juga ada Happy Asmara yang sebelumnya lebih dikenal sebagai vokalis rock. Happy Asmara namanya semakin dikenal ketika merilis singel 'Tak Ikhlasno' dan 'Dalan Liyane'.

img_title
Denny Caknan hadiri acara ulang tahun Happy Asmara
Foto :
  • instagram.com/denny_caknan

Selain Happy Asmara, masih ada Ndarboy Geng yang sukses dengan album Cidro Asmoro. Nama Ndarboy Geng sendiri di penghujung tahun 2021 sempat trending, apalagi lewat singel 'Moro-moro Teko' yang muncul lewat tayangan youtube.

Nah, di era Denny Caknan hingga Ndarboy Geng ini, lagu dangdut Jawa mulai dapat merebut pasar anak muda dari berbagai kalangan. Musik atau lagu dangdut jawa seolah bukan lagi konsumsi masyarakat kelas menengah bawah seperti 20-30 tahun silam.

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit