Home Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Foto Indeks

Bikin Nostalgia, 5 Lagu Dangdut Caca Handika Terpopuler

img_title
Caca Handika

JagoDangdut – Siapa yang tidak akrab dengan lagu-lagu ciptaan Caca Handika? Pedangdut tahun 90-an ini banyak melejitkan lagu dangdut sampai disukai oleh banyak orang.

Selain penyanyi, pemilik nama lahir Caca Hermanto juga melebarkan sayapnya di bidang seni peran. Salah satu sinetronnya yang eksis, yaitu sinetron drama musikal Kampung Dangdut. Sinetron yang juga melibatkan Raja Dangdut, Rhoma Irama itu tayang pada tahun 2006 silam.

Rupanya, ada bakat lain yang terpendam dari pria yang kini berusia 63 tahun. Ia mampu bertingkah jenaka dan membuat orang tertawa dengan celotehannya. Terbukti, Caca sempat mengisi program komedi di salah satu stasiun televisi swasta beberapa tahun lalu.

Baca juga: Penyanyi Dangdut Senior ini "Telanjangi" Sikap Biduan Junior

img_title
Caca Handika
Foto :
  • Instagram Caca Handika

Masih eksis di jagat hiburan sampai saat ini, Caca patut bersyukur. Semua bukan karena kebetulan, melainkan karyanya yang begitu dicinta. Yup, lagu dangdut tetap alasan utama Caca bertengker di hati penggemar.

Berikut, 5 lagu dangdut Caca Handika Terpopuler yang bikin nostalgia.

1. Semua Tahu.

Hati merana, jiwaku merana

Tersiksa karena cinta yang durjana

Berjuta rasa kecewa di dada

Setelah kudengar ayahmu bicara

Cincin tunanganku pengikat cintamu

Kini kau kembalikan padaku, ho

Sedangkan dulu ayahmu setuju

Saat kupinang kau jadi istriku

Tapi mengapa kini yang terjadi

Gagal perkawinanku di ambang pintu

Semua orang pun tahu kalau kau itu milikku

Kini di pelaminan kau dengan yang lain

Betapa hancur hatiku dan juga orang tuaku

Atas segala hinaan ayah bundamu

Ke mana kubawa derita hatiku ini?

Hati merana, jiwaku merana

Tersiksa karena cinta yang durjana

Semua orang pun tahu kalau kau itu milikku

Kini di pelaminan kau dengan yang lain

Betapa hancur hatiku dan juga orang tuaku

Atas segala hinaan ayah bundamu

Ke mana kubawa derita hatiku ini?

Hati merana, jiwaku merana

Tersiksa karena cinta yang durjana

Cincin tunanganku pengikat cintamu

Kini kau kembalikan padaku, ho

Sedangkan dulu ayahmu setuju

Saat kupinang kau jadi istriku

Tapi mengapa kini yang terjadi

Gagal perkawinanku di ambang pintu

2. Undangan Palsu.

Haa-aa

Haa-aa

Haa-aa

Kalau saja aku tau

Salamah itu namamu

Tak mungkin aku hadiri

Pesta perkawinan ini

Engkau kirimkan surat undangan

Kau tulis nama palsu belaka

Semula aku tiada percaya

Dirimu tega khianat cinta

Kado yang kubawa ini

Tak kuasa aku berikan

Karena aku kecewa

Engkau binasakan cinta

Mengapa tega kau mengundangku?

Ataukah sengaja menyakitiku?

Sungguh hatimu tiada peduli

Kau anggap diriku tak punya hati

Sejuta sesal dalam hatiku

Mengenang nama dan cinta palsu

Kalau saja aku tau

Salamah itu namamu

Tak mungkin aku hadiri

Pesta perkawinan ini

Engkau kirimkan surat undangan

Kau tulis nama palsu belaka

Semula aku tiada percaya

Dirimu tega khianat cinta

Kado yang kubawa ini

Tak kuasa aku berikan

Karena aku kecewa

Engkau binasakan cinta

3. Mandi Kembang.

Mandi kembang tengah malam, jangan kau lakukan

Kalau hanya mengharap maaf dariku

Andai kau ingin kembali mengharap cintaku

Lupakanlah dosa-dosamu yang lalu

Haa, 'ku ma'afkan semua salahmu

Walau diri dan cintamu kini sisa orang

Namun kedua tanganku rela menerima

Walau hancur batin ini karna undangan palsumu

Namun di hatiku tak menyimpan rasa benci

Kembalilah, kembalilah andai engkau tak bahagia

Diri inipun tak rela membiarkan kau tersiksa

Mandi kembang tengah malam, jangan kau lakukan

Kalau hanya mengharap maaf dariku

Haa, 'ku ma'afkan semua salahmu

Walau diri dan cintamu kini sisa orang

Namun kedua tanganku rela menerima

Walau hancur batin ini karna undangan palsumu

Namun di hatiku tak menyimpan rasa benci

Kembalilah, kembalilah andai engkau tak bahagia

Diri inipun tak rela membiarkan kau tersiksa

Mandi kembang tengah malam, jangan kau lakukan

Kalau hanya mengharap maaf dariku

Andai kau ingin kembali mengharap cintaku

Lupakanlah dosa-dosamu yang lalu

Haa, 'ku ma'afkan semua salahmu

4. Angka 1.

Masak, masak sendiri

Makan, makan sendiri

Cuci baju sendiri Tidur ku sendiri

Cinta aku tak punya

Kekasih pun tiada

Semuanya telah pergi tak tau kemana

Hidup serasa kaku bagaikan angka satu

Meranalah kini merana

Masak, masak sendiri

Makan, makan sendiri

Cuci baju sendiri

Tidur ku sendiri

Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh

Ingin rasanya diriku

Bercinta seperti dulu

Tapi ku takut gagal lagi

Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh

Kemana harus kemana

Diriku membuang sepi

Yang selalu menyiksa diri

Atau kurelakan begini

Masak, masak sendiri

Makan, makan sendiri

Cuci baju sendiri

Tidur ku sendiri

Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh

Ingin rasanya diriku

Bercinta seperti dulu

Tapi ku takut gagal lagi

Aduh, duh, duh, duh, duh, duh, duh, duh

Kemana harus kemana

Diriku membuang sepi

Yang selalu menyiksa diri

Atau kurelakan begini

Masak, masak sendiri

Makan, makan sendiri

Cuci baju sendiri

Tidur ku sendiri

Cinta aku tak punya

Kekasih pun tiada

Semuanya telah pergi

Tak tau kemana

Hidup serasa kaku bagaikan angka satu

Meranalah kini merana

Masak, masak sendiri

Makan, makan sendiri

Cuci baju sendiri

Tidur ku sendiri

5. Bakar Kemenyan.

Jangan, jangan lagi kau lakukan

Bakar, bakar kemenyan tengah malam

Karena itu jalan yang hitam

Bukan itu bukan keputusan

Ku tahu kau dendam cinta

Kepada bekas pacarmu

Lalu kau guna-guna

Jangan, jangan lagi kau lakukan

Bakar, bakar kemenyan tengah malam

Kalau dia pernah tanamkan dusta

Jangan balas dia dengan hukum rimba

Itu berdosa sungguh berdosa

Terimalah aku sebagai gantinya

Untuk mengobati derita cinta

Lupakan semua dendam membara

Marilah kita merenda

Merajut sutra asmara

Akupun masih mencintaimu

Jangan, jangan lagi kau lakukan

Bakar, bakar kemenyan tengah malam

Kalau dia pernah tanamkan dusta

Jangan balas dia dengan hukum rimba

Itu berdosa sungguh berdosa

Terimalah aku sebagai gantinya

Untuk mengobati derita cinta

Lupakan semua dendam membara

Marilah kita merenda

Merajut sutra asmara

Akupun masih mencintaimu

Jangan, jangan lagi kau lakukan

Bakar, bakar kemenyan tengah malam

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit